Tari Mung Dhe adalah tari tradisional yang berasal dari desa Garu,
kecamatan Baron, Nganjuk. Dalam tari ini bertemakan kepahlawanan dan cinta
tanah air, heroik, patriotisme. Selain itu tari ini berkaitan erat dengan
kalahnya prajurit Diponegoro yang dipimpin oleh Sentot Prawirodirdjo).
Dalam tari ini menggambarkan beberapa prajurit yang
sedang berlatih perang yang lengkap dengan orang yang membantu dan memberi
semangat kepada kedua belah pihak yang sedang latihan. Pihak yang membantu dan
memberi semangat, di sebut botoh. Botohnya ada dua yaitu penthul untuk pihak
yang menang dan tembem untuk pihak yang kalah. Sikap dan tingkah laku kedua
botoh ini gecul atau lucu, sehingga membuat orang lain yang menyaksikan tari
Mung Dhe, terkesan tegang dan kadang merasa geli, karena yang berlatih perang
memakai pedang sedangkan botohnya lucu .
Secara keseluruhan, tari Mung Dhe melibatkan 14
pemain dengan masing-masing peran pada awalnya, yaitu :
- 2 orang berperan sebagi penari /prajurit.
- 2 orang berperan sebagi pembawa bendera.
- 2 orang berperan sebagai botoh
- 8 orang berperan sebagai penabuh /pengiring.
Pada perkembanganya sekarang hanya melibatkan 12
orang, yaitu 6 alat untuk 6 orang pemain. Di dalam pengaturan organisasi tari Mung
Dhe untuk penarinya adalah laki-laki serta perempuan dan dalam tingkatan usia
dewasa [baik yang menikah atau yang belum]. Pada perkembangan sekarang ini,
tari Mung Dhe sering ditampilkan pada acara-acara yang dilaksanakan oleh Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Daerah Kabupaten Nganjuk, seperti Pemilihan Duta
Wisata maupun grebeg suro,maupun Jamasan Pusaka, serta saat Upacara Wisuda
(gembyangan-red) Waranggono.
Berikut video tari mung dhe yang berasal dari Nganjuk.
apakah saya bisa meminta video yang anda share sebelumnya ya?
BalasHapus