Tari Salipuk
adalah tarian asli dari kota Nganjuk, tarian ini ditarikan oleh sepasang muda
mudi yang berarti tarian pergaulan Tari Salipuk adalah pengembangan dari Tari
Tayub yang sebelumnya sudah ada di Nganjuk, Tari ini sudah ada sejak zaman
penjajahan Belanda yang berawal dari pengamen yang bernama Salipuk, pekerjaan
setiap hari adalah berkeliling kampung untuk menghibur orang sambil membawa
kendang. Orang-orang sangat menyukai hiburan yang diberikan oleh Salipuk,
sehingga dia sering dipanggil ke kampung-kampung untuk menghibur orang. Lalu
dia akhirnya mengembangkannya menjadi tari yang berpasangan. Sampai saat ini
tari Salipuk masih banyak ditarikan pada acara-acara tertentu seperti acara
resmi, acara perkawinan atau pada saat upacara adat. Meskipun tarian ini hanya
melibatkan dua orang, tetapi atraksi tari ini membutuhkan tempat yang luas
karena gerakannya sangat dinamis dan penarinya harus berlari kesana-kemari.
Tari Salipuk menggunakan iringan musik tradisional Jawa dengan tembang khusus
yang liriknya sesuai dengan jalan cerita tarian.
Tari salepok ini sebenarnya sudah lahir sejak
indonesia masih dalam penjajahan belanda yang ciptakan oleh pengamen yang bernama
salepok, dan ini adalah pekerjaan setiap harinya, berkeliling kampung untuk
menghibur semua masyarakat dengan bermodalkan gendang untuk mengiringinya
menari. Orang-orang
sangat menyukai hiburan yang diberikan oleh Salipuk, banyak orang yang mengundangnya
untuk menarikan tariannya.
Tari salepok ini berasal dari kecamatan Baron,
Nganjuk.tari salepok ini di perankan berpasangan laki laki dan perempuan. Tari Salipuk adalah Tari Tayub yang
dikembangkan yang sebelumnya sudah ada di Nganjuk. Seni tari ini menonjolkan
keindahan dan kelembutan para penari dalam setiap gerakan yang di tampilkan.
Tari ini cocok di perankan oleh semua kalangan, tapi yang sangat cocok untuk
menampilkan tari salepok ini adalah anak SMA. Karena tari salepok ini
bertemakan pergaulan dan percintaan antara sepasang kekasih.
Kostum yang di pakai dalam menarikan tari salepok
adalah memakai baju kemben, memakai sempur, dan make-upnya alisnya dibentuk
mangot dan pengot, memberi celak, memberi bayangan mata, memberi pemerah pipi,
memberi aisedo, memberi pemerah bibir, diatas kemben memakai lulur, memakai
sanggul tengkuk, membawa sintingan mawar di kepala masing-masing 2 buah,
menggunakan perhiasan dan aksesoris khas lainnya, agar penari perempuan
wajahnya terlihat fresh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar